Penulis: Andy Tantono, Erdian Aji, Kika Dhersy Putri, Novita Poerwanto, Oddie Frente
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2011
Dimensi: 160 halaman, 20 cm
ISBN: 978-979-22-6868-3
Cemburu Itu Peluru berisi 97 flash fictions dari lima penulis yang memiliki karakter penulisan berbeda-beda. Flash fictions atau cerita-cerita super pendek ini benihnya berasal dari gagasan-gagasan sepanjang 140 karakter di media sosial twitter yang diwadahi oleh komunitas Fiksi Mini. Buku ini dilengkapi dengan DVD yang berisi 9 film pendek (Film Mini) yang juga dikembangkan dari Fiksi Mini.
Erdian Aji dominan bereksperimen dengan tipografi. Kreatifitasnya dalam mengolah susunan kata, membuat pembaca merasa harus mengulang baca dari awal karena maksud dari tulisan-tulisannya kebanyakan baru ketahuan pada akhir cerita. Pengakuan Seorang Pengecut dikemas dengan sangat brilian dan, ya, membuat saya tersenyum-senyum saat berulangkali membacanya. Juga, saya cukup tergugah saat membaca Inikah yang Namanya Cinta?
Yang paling saya sukai, tulisan-tulisan Oddie Frente, bercerita tentang realita dan kehidupan sosial, satu-dua diselingi oleh cerita imajinatif. Penuturannya dalam cerita sangat apik, begitu mengalir dan membuat pembaca menikmati seluruh alur. Dim Sum Singkong Rebus, Dua Stoples yang Saling Cemburu, dan Lelaki yang Memanggilku Papa adalah cerita-cerita favorit saya.
Tulisan-tulisan Andy Tantono, Kika Dhersy Putri, dan Novita Poerwanto merupakan pelangi yang mengajak kita ke dunia imajinasi paling terang hingga yang paling kelam. Mulai dari hal-hal logis, hingga hal-hal yang mengusik logika. Anemia, Sundae, Pak Nugroho, dan Sehari Saja adalah cerita-cerita yang menarik perhatian saya.
Sedikit kritik, pada beberapa cerita, twist yang diberikan sebagai kejutan bagi pembaca disajikan dengan tema yang sama, yaitu darah, kematian, dan kriminalitas. Ada twist yang pas porsinya dengan alur, namun juga ada yang terasa diakhiri paksa mungkin karena ceritanya di-set super pendek -- yang harus segera disudahi sebelum pembaca sempat menebak-nebak.
Sedikit kritik, pada beberapa cerita, twist yang diberikan sebagai kejutan bagi pembaca disajikan dengan tema yang sama, yaitu darah, kematian, dan kriminalitas. Ada twist yang pas porsinya dengan alur, namun juga ada yang terasa diakhiri paksa mungkin karena ceritanya di-set super pendek -- yang harus segera disudahi sebelum pembaca sempat menebak-nebak.
Namun secara keseluruhan dapat dikatakan buku ini cocok untuk pembaca yang mencari kejutan-kejutan imajinasi dalam bacaannya.
**
No comments:
Post a Comment