Wednesday, August 8, 2012

Cerita Marketing: Sebuah Perjalanan Produk Indonesia yang Mendunia

Beberapa waktu yang lalu saya sempat membaca kultwit Pak Eko Fitrianto tentang Cerita Marketing sebuah perjalanan produk Indonesia yang mendunia. Cerita tersebut terus menerus terngiang-ngiang di pikiran saya, sampai saya memutuskan untuk mengarsipkan kultwit tersebut:

Tahun 1942, MC Chuang mungkin orang yang beruntung di Indonesia, saat itu Belanda kalah dan diusir oleh Jepang, mereka yang tidak ingin ditawan lari tunggang langgang meninggalkan Indonesia dan harta kekayaannya, salah satunya seorang Belanda yang memiliki pabrik coklat. Pabrik coklat tersebut dijual kepada Chuang yang kelak akan menjadi pabrik coklat terbesar ke 3 Dunia.

MC Chuang tidak begitu diketahui asal usulnya, selebihnya beliau menjadi legenda bagi para karyawan karena low profile dan suka menyapa.

Setelah perang kemerdekaan selesai, Chuang mengganti nama perusahaan tersebut menjadi "..." tepat saat Konferensi Asia Afrika 1955.
 
Dia mendapatkan order yang banyak kala itu, dan memindahkan pabriknya dari Garut ke Bandung. Konon saking lezatnya Sukarno sgt mnyukainya.

Cokelat racikan itu sebenarnya sederhana, hanya kakao, gula,dan susu yang diaduk-aduk, hanya saja Chuang pintar memainkan temperatur.
 
Konon, Chuang memiliki indera perasa pada lidah yang istimewa sehingga tahu betul bagaimana meracik coklat yang lezat.

Kecerdikan Chuang telah terlihat saat ia menemukan oplosan bahan untuk membuat coklat batangan pertamanya yang dipasarkan sejak 1950an.
 
Gagasan menjual coklat dalam bentuk batangan sebetulnya mustahil saat itu, karena belum ada teknologi yang membuatnya tidak meleleh ketika dipajang ditoko karena iklim tropis Indonesia yang panas. Tapi Chuang tak hilang akal, dia mencampur coklatnya dengan kacang mede.

Justru ini menjadi unik karena membuat adonan coklat batangannya seperti beton bertulang yang membuat coklatnya bertahan di iklim tropis.

Selebihnya Chuang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mengetahui cara-cara modern membuat sebuah adonan coklat yang sempurna.
 
Chuang melancong ke Amsterdam, Belanda untuk belajar ke pabrik coklat CJ Van Houten yang telah memproses kakao sejak 1828.

Chuang merayu manajemen Van Houten agar memberinya hak untuk menjual merek tersebut di Indonesia. dan Chuang diperbolehkan menjualnya.
 
Chuang sukses mendapatkan banyak ilmu mengenai pengolahan kakao, dan ilmu inilah yang digunakan untuk memperlezat coklat batangannya.

Coklatnya adalah produk coklat pertama yang diiklankan di TV, dengan segmen anak muda. Coklatnya juga disukai karena lebih murah dari coklat impor.
 
Chuang dan anaknya memiliki cara yng lebih santai untuk menciptakan varian-varian produk baru, mereka liburan keluar negeri untuk berburu makanan berbahan coklat, coklat-coklat itu diborong, sebagai oleh-oleh dan sebagian diserahkan ke bagian riset untuk dibedah komposisinya.
 
Ini membuatnya mampu memproduksi ratusan merek makanan coklat baru untuk segala usia, seperti produk meises pun ada segmen pasarnya.

Bagi pembuat martabak membeli meises kalengan besar, pembeli rumahan membeli CERES, dan orang kaya disediakan merek RITZ.
 
Sepeninggal Chuang, pabrik Ceres dteruskan oleh anak-anaknya yang kuliah diluar negeri. Di tangan generasi kedua omzetnya mencapai 8 triliun.

Anak pertama (Jhon) membangun mendirikan Petra Foods untuk menjual coklat Ceres pada pasar ekspor.
 
Anak kedua (Joseph) yang pernah berbisnis cokelat di Filipina menangani distribusi coklat di dalam negeri.

Joseph memasarkan cokelat Ceres hingga kepelosok tanah air, dia membangun armada distribusi yang dilengkapi teknologi pendingin.
 
Sekurang-kurangnya ada 500 truk berpendingin yang tersebar dari Aceh hingga Jayapura untuk mendistribusikan Ceres dipasar modern.

Sementara itu dari Singapura, Jhon membangun aliansi & akuisisi sjumlah produsen cokelat di Asia tenggara dan memotong jalur distribusi.
 
Para saingan di Filipina dngan membeli fasilitas produksi dan distribusi milik Nestle Filipina. Dia mengakuisisi merek Hudson dan Delfi.

Hal yg sama dilakukan trhadap Nestle di Amerika Selatan. Petra Foods jg berkongsi dengan pengusaha Malaysia untuk menguasai pasar Eropa.
 
Cokelat, Cokelat, dan Cokelat itulah konsistensi yang dilakukan Ceres hingga menguasai penjualan coklat di 17 negara.

Sayang, Ceres sekarang sdh menjadi tamu dinegeri sendiri. Sejak krisis 1997 Jhon mengubah Ceres menjadi perusahaan Penanman Modal Asing.
 
Jhon mengalihkan usahanya ke Singapura & Indonesia tidak lagi menjadi basis utama pengolahan kakao. Cucu-cucu Chuang jg tidak ingin teruskan Bisnis cokelat dan lebih tertarik pada bisnis teknologi tinggi. Alhasil setelah go-public Jhon banyak membawa orang luar untuk duduk menjadi direksi.
 
==Sekian===

Sumber: "50 Great Bussiness Ideas from Indonesia'" pengarang M. Ma'ruf 2009


Coklat batangan yang dimaksud dalam cerita tersebut sepertinya Silver Queen ;)


No comments:

Post a Comment